Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Leonel Messi Kasih Pelajaran Tentang Tim Work



Leonel Messi mengumumkan keputusannya untuk tidak lagi memperkuat tim nasional Argentina. Mengapa? Usia Leonel Messi masih 29 tahun, untuk perperan sebagai pemain profesional masih bisa mencapai 5 atau bahkan 7 tahun kedepan. Kemungkinan untuk berprestasi sangat besar.

"Timnas bukan untuk saya. Bagi saya, timnas sudah berakhir. Saya sudah lakukan semampu saya, menyakitkan tidak menjadi juara" kata Leonel Messi pada satu kesempatan.  Puncaknya pada turnamen Copa America 2016 yang tidak juga mempu berjaya. Coba bayangkan bagaimana perasaan Messi yang sangat mencintai negerinya, tapi harus hengkang gara-gara tidak mampu menghadiahkan kemenangan.

Jika dilihat prestasinya, Messi adalah pemain yang mampu membawa FC Barcelona meraih delapan gelar juara La Liga dan empat piala Liga Champions. Bahkan, dia terpilih sebagai pemain terbaik dunia dengan meraih penghargaan Ballon d'Or sebanyak lima kali. Lantas, mengapa Messi merasa lumpuh saat di timnas Argentina. Bahkan, Messi menjadi bulan-bulanan bully dikarenakan tidak mampu membawa Argentina menjadi juara.

Messi, Argentina dan Barcelona


Tidak ada yang berani meragukan kemampuan Messi dalam bermain bola. Bukan hanya diakui di Argentina atau Spanyol tapi nama Messi sudah mendunia gara-gara sepak bola. Tapi pertanyaan besarnya adalah mengapa jika di Barcelona Messi adalah dewa, justru di Argentina tempat dimana Messi lahir tidak mampu untuk mengangkat namanya sama jayanya saat di Spanyol.

Banyak yang menyalahkan Messi dengan keadaan yang dialami oleh Argentina. Hingga, saat Messi "Frustasi" dan menyatakan gantung sepatu di timnas. Reaksi yang muncul setelah itu terjadi berragam pula.  Pro dan kontra. Hal yang biasa pada sebuah tindakan orang-orang besar. Dan cukup banyak yang mencoba untuk membuat Messi mengurungkan niatnya. Mungkin juga orang-orang yang tidak puas sebelumnya dengan Messi.

Jika ingin menggali lebih jauh antara Messi, Argentina dan Barcelona, mungkin para pakar atau pengamat sepakbola lebih bisa menggali lebih dalam. Tapi apapun itu bahasannya, tidak semua bisa mewakili kejadian yang terjadi secara utuh.

Tapi jangan pernah lupakan bahwa sepakbola adalah kerja tim. Jika hanya fokus terhadap Messi maka itu adalah salah besar. Barcelona dan Argentina terdiri dari orang-orang yang berbeda, dan Messi berada di dua tim tersebut. Tentu saja hasilnya akan berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan kemenangan. Salah satunya adalah Tim.

Messi dan Tim Work


Dalam satu tim percuma jika hanya ada satu orang hebat atau banyak orang hebat tapi tidak berkaloborasi. Masing-masing sibuk dengan kehebatannya. Sebenarnya untuk orang hebat butuh orang lemah, karena untuk dikatakan superior dibutuhkan inferior. Jika kumpulan superiorpun belum tentu menghasilkan tim superior. Karena kemungkinan teriakan superior lebih kuat.

Ulasan ini tidak mengatakan bahwa Messi tidak mampu menjalankan posisinya di sebuah tim. Karena, Messi berada di dua tim dengan kondisi yang berbeda. Tantangan bagi kumpulan superior adalah penundukan ego dan mau mendengar. Tidak semua pendapat dan keputusan mampu diterima. Dan kolaborasi kemampuan dari semua superior adalah penting. Percuma jika kelebihan-kelebihan tersebut justru berbenturan dilapangan. Begitu pula dengan tim yang paduan antara superior dan inferior, bukan tidak mungkin justru tim bisa melesat karena penghargaan dari masing-masing individunya.

Yang menjadi tantangannya, bagaimana seorang superior seperti Messi atau seorang inferior tetap mampu menerbangkan sebuah kinerja tim. Kita Messi atau bukan, tidaklah penting. Yang penting adalah kolaborasi. Jangan sampai sang superior terbang tinggi, sang inferior merangkak tersesat.

Duren Sawit, 04 Agustus 2016
Dari Inferior. Saat ruang diskusi sudah sempit, saat waktu sudah semakin limit.