Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagi yang lemah, kau hanya perlu bergerak.





Suatu saat kita akan tahu, setiap pergerakkan kita sesungguhnya menghasilkan. Tiada yang sia-sia. Sekalipun banyak peluh dan gemerlap tujuan masih jauh dari jangkauan.

Terjadi perseteruan antara kancil dan kura-kura. Dalam hutan belantara, kancil selalu mengejek kura-kura yang bergerak lambat. Mencari makanan, berpindah dari tempat yang satu dengan yang lainnya kura-kura bergerak terlihat sangat lambat. Itulah yang terpikir dalam benak kancil. Dia berpikir, mengapa Tuhan menciptakan makhluk semacam kura-kura. Terlihat sekali kura-kura sangat bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan sering kali kura-kura menjadi incaran empuk para pemangsa. 

Kura-kura tidak pernah menghiraukan ucapan kancil. Kura-kura pikir itu adalah hidupnya. Mau lambat atau tidak, sama sekali bukan urusan kancil. Yang mengherankan buat dia, kenapa kancil begitu terganggu dan risau. Sehingga selalu sibuk sendiri untuk mengomentari hidupnya. Tapi kalau kancil setiap hari mengejeknya, hatinya juga terusik. 

Hingga suatu saat, kura-kura dan kancil bertengkar hebat. Adu argumen. Saling mengutarakan kelemahan masing-masing. Kura-kura juga sudah tidak tahan dengan ucapan sinis kancil tanpa sengaja menantangnya untuk berlomba lari. Mendengar hal tersebut, sontak kancil tertawa terpingkal-pingkal. Ini adalah humor paling lucu yang pernah dia dengar. Apakah kura-kura tidak bercermin dengan keadaannya. Bagi kancil, ini sangat lucu. 

Sebenarnya kura-kura menyesali ucapannya, menantang kancil untuk berlomba lari. Jika dilihat kemapuannya, memang sangat mustahil. Kura-kura sudah sangat menerima keadaannya. Terhadap apa yang dia terima dari Tuhan. Tidak menyesalinya. Namun, jika sudah terjebak emosi maka kura-kura merasa harus mempertahankan harga dirinya. Paling tidak ingin memberi pelajaran bagi sang kancil.

Cuaca hari ini sangat panas. Kura-kura membutuhkan tenaga lebih besar untuk menjalani perlombaan ini. Perlombaan ini harus dijalani, entah nanti menang atau kalah. Beberapa hari terakhir kura-kura terus mamacu dirinya untuk lebih bisa berlari cepat. Sedangkan kancil sama sekali tidak melakukan persiapan, ia hanya mamandang sinis apa yang dilakukan oleh sang kura-kura. Seperti dugaan kancil melesat dengan cepat, kura-kura mendapat posisi terbelakang. Cuaca kian terik. Kancil melihat keadaan kura-kura memperlambat larinya. Sepertinya perlombaan ini tidak harus dilakukan serius. Karena ia sudah tahu siapa pemenangnya.

Teriknya matahari membuat kancil memutuskan untuk berteduh pada sebuah pohon besar. Dengan menghitung waktu, beristirahat sejenak nampaknya tidak akan merubah hasil yang sudah dia perkirakan nanti. Lagipula, kura-kura masih berada jauh dibelakangnya. Pergerakannya sangat lambat. Bahkan sudah mulai terlihat kelelahan dengan adanya terik matahari yang cukup membakar.

Kelelahan mendera kura-kura, pergerakannya melambat. Ada keinginan ia menyerah, lagipula kalau dia kalah, maka hal itu adalah wajar. Semua juga tahu kalau ia memang lamban. Sampailah dia di depan pohon besar, nampak kancil sedang tertidur pulas. Godaan untuk berhenti semakin besar. Tapi ia punya prinsip, bahwa perlombaan ini harus selesai. Dengan gontai kura-kura terus berjalan. Sesekali melihat ke arah kancil yang masih terlelap. Mungkinkah kancil akan menyusulnya? Pertanyaan itu bergelayut terus dalam diri kura-kura.

Kura-kura terus bergerak. Lambat. Tapi menuju sebuah titik. Garis finish. Kadang merasa kancil akan datang tiba-tiba dengan kekuatan penuh dan menurutnya hal itu akan mudah membuat kancil memenangkan perlombaan ini. Namun, ia terus bergerak. Garis finish sudah terlihat. Beberapa penghuni hutan lainnya juga sudah menunggu. Semua tampak terkejut. Kura-kura dengan susah payah telah sampai di garis finish. Sedangkan kancil mulai tunggang langgang dibelakang. Berusaha mendahului kura-kura. Tapi hasil akhir ternyata dapat berubah dari perkiraannya. Kura-kura mampu mengalahkannya.

Kancil tertunduk malu. Ia merutuki kelalainnya. Dan kura-kura berkata pada kancil "kau hanya perlu bergerak, sehingga kemenangan akan mudah menghampiri."

Duren Sawit, 23 November 2014