Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengatasi Lelah Fisik dan Mental: Strategi Simpel untuk Tetap Bersemangat




Masih memijit kepala yang terasa berat. Mata sebenarnya sudah hampir 15 watt. Enaknya tidur dan gak bangun-bangun hingga pagi. Tapi, repot banget ya? klo sampai besok pagi aku engga bangun. Wahhhh....klo langsung menghadap Allah trus masuk surga dan tidak pakai ditanya-tanya lagi, itu mah asik. --sambil merenung sebentar-- tapi mana mungkin. Ya iyalah, kalau dihitung-hitung pakai kakinya ulat berkaki seribu, dosaku lebih banyak dari itu. jadi...belum siap lah....!tepatnya belum siap untuk mempertanggung jawabkan hal itu dihadapan Tuhan, maaf Tuhan, aku ralat lagi ucapanku tadi.--sambil banyak-banyak istigfar--

Lelah bagi yang hidup itu biasa, salah satu kutipan dari ucapan ibuku.
Akhir-akhir ini aku benar-benar lelah, tepatnya lelah fisik. Pekerjaanku seakan tidak ada jedanya. Datang ke kantor telat 2 sampai 5 menit tapi pulang kantor telat 30 sampai 60 menit. Tidak integral alias jomplang. Banget! maaf perhitungan nih! Maklumlah seoarang 'kuli' ya harus lelah. Awalnya tidak masalah, wah dengan busung dada ku bilang bahwa semua dapat diatasi. Tapi...lama-lama aku merasa waktuku semakin menyempit. Tiba-tiba sudah waktunya pulang. Waktu cepat berlalu. Jadi ingat kata-kata seorang teman "kalau waktu terasa cepat berlalu berarti kiamat sudah dekat!". Nah loh! untuk itu aku coba mencari apa makna semua ini sebelum kiamat. --lagi serius--

Kalau akumulasi lelahku ini ditambah dengan komplain dari para pengguna jasa di tempat lembaga aku bernaung. Kepala ini terasa berat. Lantas, apa yang aku lakukan? mengeluh? ya! awalnya ya! tapi setelah berpikir-pikir dengan kepala yang masih berat (karena ngantuk--pen) mengeluh tidak akan membuatku hebat. Malah akan melemahkanku. Hidup akan merasa terzolimi oleh situasi kan?

Maka dengan kekuatan yang ada, berusahalah untuk keluar dari situasi terzolimi ini. Demi kesehatan kita juga, bagi para The busy persons. Penyakitku kalau sedang dilingkari kesibukan adalah malas makan atau kata lainnya adalah tidak bernafsu untuk melahap sesuatu. Nah itu dia! sumber penyakit kan? keadaan bukan menjadi membaik. Tapi menambah masalah yaitu penyakit. Pastinya yang repot kita juga. Cari solusinya, manjakan diri saat sedang kerja. Bagaimana caranya? Mudah, cari hiburan, bukan berarti harus meninggalkan kantor, kita bisa gunakan earphone untuk mendengarkan radio favorit kita atau lagu kesukaan, biasanya aku mendengarkan shela on seven, lagu2 korea atau percakapan bahasa inggris sambil melatih listening. Tapi, hal ini buat spesifik pekerjaan, tidak mungkin diterapkan oleh seoarang guru, dokter atau perawat. Apa jadinya sambil ngajar tapi telinga mendengarkan radio, bisa tidak fokus. Juga buat para pekerja yang membutuhkan konsentrasi penuh dilarang mencoba ini.

Hiburan yang lain adalah cari udara segar dan pemandangan segar. Beberapa detik misalnya keluar ruangan. Atau duduk sambil merebahkan kepala sejenak. Sampai benar-benar meregang segala rasa. Biasanya aku keluar melihat anak-anak atau berbicara dengan anak-anak dengan ekspresi yang khas. Wah, itu cukup berhasil untuk mengalihkan kepenatan diantara pekerjaan yang tidak ada jedanya.

Lalu, coba berinteraksi yang teman sekerja yang berwajah ceria, biasanya akan tertular untuk kita. Atau tertawalah bersama mereka sejenak, sewaktu makan siang misalnya. Hal yang penting soal ini adalah jangan lihat teman sekerja yang mukanya masam, bukan terlular berwajah masam tapi biasanya mood kita berubah melihatnya, jadi sebisa mungkin jauhi dia. Itu kalau bisa. :) he..he..(pengalaman pribadi-pen).

Yang lainnya siapkan hati. Jika kamu merasa kerja sendiri, dan semua tugas rebah di pangkuanmu. Siapkan hati untuk menerimanya, bahwa ini adalah konsenkwensi atas perkerjaan yang telah menjadi kesepakatan kamu dengan pihak perusahaan atau lembaga tempat kamu bernaung. Siapkan hati juga perlu buat para pekerjaan yang terbiasa menerima komplain. Misalnya seperti ini, tidak semua orang yang berhadapan dengan kamu akan marah-marah denganmu, tapi untuk berhadapan dengann orang yang tidak puas dengan pelayananmu, bisa-bisa dia menerkammu hidup-hidup --bahasa lebay.com-- Kalau kamu sudah siapkan hati, maka dengan mudah kamu akan hadapi. Tarik nafas panjang, dengarkan, bicara dengan lembut plus senyum, walaupun terpaksa dan hadapi. Lantas, apa yang terjadi? Disinilah poinnya, jika kita sudah mempersiapkan hati maka dengan pukulan keraspun kita siap hadapi, walaupun kadang tewas juga.:) loh!

Cara manjain diri saat kerjaan mulai membuat sesak pernafasan adalah cari makanan kesukaan, makanan yang manis atau lihat yang manis-manis. :) (yang terakhir lupakan--pen). Tidak tahu teorinya dari mana, biasanya aku coba choki-choki,wafer supermen yang clasic, atau makan apa yang kamu suka. Wah asik banget deh, saat coklatnya lumer dimulut. Akan sedikit rilex. Buat yang takut gemuk, cara ini tidak akan bikin gemuk buktinya aku sendiri karena gemuk adalah impian buatku. he..he.. atau yang suka rujak juga boleh, buat yang pedas sekalian biar bisa meredam kamu untuk tidak menerkam orang lain gara-gara kerjaan kamu yang tidak bisa ditolerir.

Bolehlah melakukan hal-hal yang diatas, tapi porsinya juga harus diukur dengan tingkat perkerjaan yang harus dihadapi. Jangan-jangan hanya karena melakukan hal tersebut, pekerjaan yang memang harus dikerjaan jadi terbengkalai. Tambah Repot. Satu lagi, buat bahan perenungan kita. Mengeluh itu boleh, mengaku lelah juga wajar, tapi jika kita ingin keluar dari situasi tersebut adalah melakukan langkah nyata, misalnya mengup grade diri untuk impian kita mungkin, latihan, belajar dan ikhlas menerima apa yang telah menjadi pilihan kita. Karena banyak diluar sana, yang masih sibuk mencari sesuap nasi dengan keringat yang tidak sebanding. Yuks, bersyukur!

Satu lagi yang terlupa adalah istirahatlah. Sehingga pekerjaanmu tidak merusak kesehatanmu dan jiwamu. Itu penting. Sekarang saatnya aku istirahat.


DS, 10 Januari 2011